who am i part 2 (17+)
Sebelum membaca lebih lanjut, penulis mengingatkan kembali bahwa
cerita dalam blog ini merupakan cerita fiksi dewasa hasil imajinasi penulis, apabila ada kesamaan
nama karakter, tempat dan kejadian itu adalah faktor kebetulan dan tidak ada
unsur kesengajaan.
-selamat membaca-
***Sepertinya Lani seorang pecinta parfum, ia
sangat semerbak wewangian yang entah bagaimana aku mendeskripsikannya membuat
setiap orang betah berada didekatnya. Ada
apa, mengapa dia mendekati ku, aku terus bertanya dalam hati.
Lani menarikku ke toilet, kemudian dia mulai mencium
kening ku. Aku biarkan saja. Kemudian ia melanjutkan mencium hidung ku, pipi
ku, dan sampailah di bibirku. “Oh apa ini” aku mulai sadar, Lani mencium
bibirku sangat bernafsu membuat aku mengikuti iramanya. Lani mulai meraba raba
tubuhku, ia curang, ia menahan tangan ku ke dinding, aku hanya bisa menikmati
ciumannya dan jari jarinya meraba tubuhku berusaha menembus kaos yang ku
kenakan. Agak sedikit tipis dan transparan sehingga lani dapat melihat warna
bra yang ku kenakan malam itu. Lani membuka mini dress nya yang aku lihat hanya
pakaian dalam nya, ya kacamata dan segitiga biru. Kemudian Lani mencium leherku
dan menggigit telinga ku. aku mulai merasakan darah mengalir kencang di setiap
pembuluh darahku. Aku semakin ikut terbawa suasana.
Aku duduk di toilet dan menarik lani agar duduk
dipangkuanku. Aku membalas nya dengan meremas dadanya dan menciumnya. Lani
terlihat menikmati, itu membuatku senang dan ingin melakukan hal yang lebih
dari sekedar meremas dadanya. Aku membuka pengait bra nya dan aku mulai melumat
dan menggigit putting Lani. Dia berteriak disertai desahan, aku semakin
bernafsu. Rupanya Lani tak mau kalah, dia berdiri dan menarikku kemudian mendorongku
ke pintu sambil tetap mencium bibirku, kemudian ia membuka sleting celana ku, mengangkat kakiku setara dengan siku nya sehingga ia
dapat dengan mudah meraba miss V ku. Aku bergetar merasakan jarinya menggesek
lubang kemaluanku meski masih terbalut celana dalam, aku dapat merasakan
jarinya memaksa masuk menusuk nusuk ke lubang kemaluanku. Tidak cukup puas
dengan itu, Lani mulai menciumi leherku dan kemudian dadaku, disamping itu aku
merasakan jari yang sedang bermain di celana dalam ku mulai terasa nyata.
Jari Lani menyelinap kedalam celana dalam ku dan
menggosok kemaluan ku yang sudah agak basah dengan lembut. Oh Tuhan, aku tak
sanggup menahan ini, aku tak sanggup lagi berpikir rasional bahwa Lani dan aku adalah
perempuan. Aku merasakan geli di sekujur tubuhku. Tubuhku gemetar seperti ada
yang mengalir dari ujung kepala hingga ujung kaki ku. Aku menikmati setiap
gesekan jari Lani di kemaluanku seiring dengan lumatan bibirnya di dada ku.
Tanpa disadari aku mendesah nikmat. Lani pun menghentikan permainannya dan
tersenyum padaku.
Apa apaan ini? Kau hanya ingin bermain main dengan ku?
Dalam hati ku meracau. Aku tak dapat mengendalikan ekspresi ku saat Lani berhenti
melakukan itu. alisku mengkerut, bibirku mengerucut, aku menatap Lani tajam dan
kesal. Kemudian dengan gemas Lani mencubit pipi ku lalu merapikan pakaian ku
dan memakai mini dress nya lagi sembari berkata, “kita lanjutkan nanti lagi ya
sayang”. Aku tak terima mendapat perlakuan ini. Ini tidak adil bagiku. Aku menariknya
dan menciumnya ganas. Aku kesal. Tetapi Lani tidak menolak, ia bahkan membalas
ciuman ganas ku. Tiba tiba ponselku berdering memecahkan ‘balas dendam’ ku. Aku
diamkan saja dan melanjutkan adegan ini. Orang yang meneleponku ini sepertinya
sangat terburu-buru, ia menelepon ku berkali kali dan tidak berhenti mengirimi
pesan
Aku sudahi aksi balas dendam ku kepada Lani dan ku
angkat telepon itu, ternyata ini dari Brian. Dia ingin aku segera pulang karena
kami harus bersiap siap untuk merayakan ulang tahun Naname, kami akan merayakan
tepat jam 12 malam ini. Dengan berat hati aku minta maaf pada Lani karena aku
harus pergi sekarang juga. Lani meminta nomor ponselku kemudian ia
mempersilakan ku pergi. Keesokan hari nya kami mengunjungi sebuah studio tato,
kami berlima berencana untuk membuat tato yang sama. Karena aku dan Brian masih
anak sekolah menengah atas dan yang lain sudah lulus, jadi kami sepakat membuat
tato di punggung agar tidak terlihat oleh guru, kemudian kami melanjutkan acara
bersenang senang kami dan tujuan akhir kami adalah di club malam.
bersambung ~
bersambung ~
Komentar
Posting Komentar