fiction story: Vampire In Los Angeles
Malam itu Nampak sepi. Jalanan terasa
sepi, tak ada satupun orang disana, terlihat lampu jalanan mulai terang karena
malam semakin menampakkan kegelapannya. Tak layak anak sekolahan berkeliaran
selarut ini. Aku berjalan menyusuri jalanan yang tertutup es. Tepat di depan
sana, aku melihat seorang pria dengan tinggi sekitar 180cm berdiri di bawah
lampu jalanan yang agak redup. Lampu itu seperti lampu yang sudah tua, berkedip
kedip, sesekali mati lalu menyala lagi. Rambut rambut halus di sekujur tubuhku
berdiri, seketika aku merasakan dingin nya udara malam ini, namun seketika pula
udara dingin itu berubah menjadi hangat.
Aku berhenti sejenak, merasakan hawa
panas di dalam tubuhku, aku berkeringat dalam dingin. Aku merasakan seseorang
yang berdiri di bawah lampu jalanan yang tua itu berada di sekitarku, aku
merasakan seseorang itu mendekat, namun aku tak bisa menangkap dimana
keberadaannya. Lalu aku terdiam, memegang kepalaku yang tiba tiba terasa
pening, dan aku menghilangkan prasangka ku terhadap orang tadi.
Aku berjalan menuju apartemenku. Aku
tidak sabar ingin cepat sampai ke apartemen. Sepanjang jalan memikirkan kondisi
adikku yang sedang terbaring sakit. Ayah kandung ku sudah meninggal 3 bulan
sebelum aku hidup di dunia ini, ibu ku meninggal saat aku pertama kali melihat
dunia, ayah tiriku pergi entah kemana, ibu tiri ku membuangku dan anak kandung
nya sendiri begitusaja. Berat hati ku rawat adik tiriku seorang diri.
Apartemenku 30 meter ke timur dari
persimpangan kota, namun otakku tidak dapat memerintah kakiku untuk berjalan
kearah timur dari persimpangan itu, aku berjalan ke selatan, tepat di depan
sana tidak ada jalan lain selain lurus mengikuti jalan setapak yang bisa di
bilang buntu, karena tidak ada yang bisa memasuki jalan tersebut selain
berjalan kaki.
Aku tidak tahu mengapa, kakiku tdak
mau berhenti berjalan menyusuri jalan kecil itu. Aku bergidik sendiri, lagi
lagi rambut halus di sekujur tubuhku berdiri lagi, perasaan ku sama seperti
saat aku melihat seorang pria di bawah lampu jalanan tadi. Aku berjalan terus
menyusuri jalan setapak itu, bagaikan berjalan di hutan dalam kota.
~ bersambung ~
Komentar
Posting Komentar